Menjadi Seorang Wanita Dan Istri Yang Shalehah Dan Hukum Bekerja Bagi Wanita Muslimah, Serta Bekerja Yang Menyebabkan Tabarruj dan Ikhtilat Hingga Merobek Hijab Dan Kesucian Para Muslimah
Telah tetaplah peraturan daripada ALLAH
atas sekalian manusia, sesungguhnya apabila ALLAH Tabaraka wa Ta’ala
telah menetapkan ketentuan daripada suatu urusan itu atas orang-orang yang beriman,
niscaya tiadalah layak seorang juapun di antara tiap-tiap muslimin dan
muslimah mengada-adakan jalan yang lain selain daripada ketetapan ALLAH :
Firman ALLAH Ta’ala :
وَمَا كَانَ
لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن
يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً مُّبِيناً
Dan tidaklah
patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan,
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah
sesat, sesat yang nyata. Al-Ahzaab:036.
Dan adapun di antara wanita muslimah yang bekerja sekarang ini, adalah lebih cenderung pada keegoan,
keangkuhan, maupun akan kecintaan mereka terhadap dunia. Sedang apabila
ia adalah seorang istri yang menyebabkan ia sombong dihadapan suaminya,
terlebih lagi..apabila ia beroleh penghasilan yang melebihi akan
perolehan suaminya. Karena mereka
mengkehndaki dunia dengan segala isinya, keindahan-keindahan dunia akan
harta dan perhiasan daripada kehidupan mereka. Sehingga..tiadalah hijab
lagi jilbab yang melingkari wajah hingga tubuh – tubuh mereka,
melainkan..adalah mereka bersuka ria dengan dunianya dengan
mempertontonkan auratnya yang haram tampaknya bagi manusia. Sebagaimana
seorang pegawai swasta yang berpakaian minim
sebagai tuntutan perusahaan tempat ia bekerja, semakin ia mengumbar
syahwat lawan jenisnya..niscaya adalah ia semakin berjaya bag
pekerjaannya.
sesungguhnya..atas apa-apa yang diajarkan syari’at Islamiyah
daripadamu wahai para ukhti..adalah untuk menjaga lagi menutupi auratmu,
sedang tiap-tiap inci demi inci daripada tubuhmu adalah auratmu kecuali
wajah dan telapak tanganmu.Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
“Wanita itu adalah aurat, apabila dia keluar akan dijadikan indah oleh syetan.”(Shahih.HR Tirmidzi 1093, Ibnu Hibban dan At-Thabrani dalam kitab Mu’jmu1 Kabir.Lihat A1-Irwa’: 273).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
“Dari ‘Aisyah ra bahwasanya Asma binti Abu Bakar ke tempat Rasulullah dan dia (Asma) memakai pakaian tipis.
Maka Rasulullah berpaling seraya bersabda, ‘Hai Asma, sesungguhnya
apabila perempuan telah dewasa, tidak menampakkan sesuatu darinya
kecuali ini dan ini’, sambil Rasulullah menunjukkan muka dan telapak
tangan hingga pergelangan tangan.”(HR. Abu Dawud)
Dan ALLAH telah mengamanahkan anak – anak
yang terlahir daripada seorang istri dan suami itu, sedang daripada
keduanya adalah beroleh tugas lagi tanggung jawab atas perintah ALLAH
yang terbeban di atas pundak mereka. Yang mana aqidah,akhlak lagi moral
daripada sang anak adalah tanggung jawab daripada ibunya, sedang sang
ayah mestilah banting tulang untuk memenuhi kebutuhan daripada
keluarganya yaitu istri dan anak-anaknya.
Firman ALLAH Ta’ala :
الرِّجَالُ
قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ
وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ
حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّهُ وَاللاَّتِي تَخَافُونَ
نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ
وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُواْ عَلَيْهِنَّ سَبِيلاً
إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلِيّاً كَبِيراً
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,
oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang ta`at kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).
An-Nisaa’: 034.
Wahai ukhti..sesungguhnya ALLAH Tabraka wa Ta’ala telah menyerui kamu :
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya. An-Nuur: 031.
Namun..wahai ukhti..bagaimanakah kamu
hendak menahan pandanganmu dari laki-laki yang bukan mahrammu, sedang
dalam pekerjaanmu berhubungan dengan para pegawai dan pimpinan-pimpinanmu adalah sesuatu yang mereka wajibkan atas kamu.
Dan Wahai ukhti..sesungguhnya ALLAH Tabraka wa Ta’ala telah menyerui kamu :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu. Al-Ahzaab :
033.
Namun..wahai ukhti..bagaimanakah kamu
tiada hendak bertabaruj, sedang bertabarruj jahiliyah adalah sesuatu
yang utama bagimu dan pekerjaanmu. Maka ukhti..tiadakah cukup bagimu
agar kamu berhias hanya untuk seseorang yang dengan setia mencintaimu??
Yaitu pada suamimu semata sebagai Sunnah daripada ALLAH Tabaraka wa
Ta’ala, sedang yang selain daripadanya itu adalah diharamkan atas kamu.
Keelokan rupa, anggunnya gerak-gerik tingkah lakumu,
lembutnya santun sapamu, manjanya akan tingkah lakumu, indahnya
penampilanmu dan sebagainya..maka cukupkanlah ia hanya bagi suamimu,
sedang yang selain daripadanya itu adalah diharamkan atas kamu.
Betapa penatnya pikiran sang suami, ia
mestilah bersegera menyelesaikan pekerjaannya atau ia beroleh masalah
dalam urusan pekerjaannya. Lalu kemudian, apabila ia telah kembali
kerumahnya..seorang istri shalehahpun datang kehadapannya, ia tampak
begitu cantik dan berpenampilan menarik..apabila
sang istri mrngucapkan kata-kata..hingga luluhlah hati sang
suami..wajah kusut lagi penat itupun beralih cerah diiringi seyuman,
oleh karena sang istri yang benar-benar menetramkan hati suaminya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda kepada Umar ibnul Khaththab Radhiallahu ‘anhu:
“Maukah aku
beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki,
yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila
diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga
dirinya.” (HR. Abu Dawud no. 1417)
Lalu..sebahagian daripada istri berkata kepada suaminya lagi berjanji ke atas dirinya bahwa ia akan menjadi istri yang shalehah,
sedang ia bekerja dan telah membeli kehidupan dunianya dengan kehidupan
akhiratnya. Maka sesungguhnya ia telah lalai akan tanggung jawabnya
sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya dan seorang istri bagi suaminya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal yang luas/ lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara yang merupakan kesengsaraanyaitu tetangga yang jelek, istri yang jahil (tidak shalihah), kendaraan yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban)
Karena sesungguhnya..seorang istri yang
shalehah, suci lagi mulia itu adalah yang shalehah kepada ALLAH dan
rasul-Nya yaitu mentaati apa-apa yang diperintahkan oleh ALLAH dan
Rasul-Nya, serta menjauhi segala apa-apa yang dilarang-Nya. Yang
shalehah kepada suami dan anak-anaknya yaitu yang senantiasa patuh dan taat
pada suami serta melayaninya dengan penuh senyuman dan keikhlasan.
Sedang yang shalehah kepada anak-anaknya yaitu yang senantiasa menuntun
dan membimbing akan anak-anaknya pada jalan yang benar dan syari’at
islamiyah, sehingga tiap-tiap anak-anak daripada mereka adalah anak-anak
yang shaleh dan shalehah. Sehingga ALLAH Tabaraka wa Ta’ala memasukkan
keluarga itu kedalam Rahmad-Nya, dan ALLAH memngumpulkan mereka didunia
hingga kemudian ALLAH akan kembali mengumpulkan mereka di negeri akhirat
kelak. Karena mereka adalah keluarga yang shakinah, yang berbahagia dan
yang di rahmati oleh ALLAH Ta’ala baik didunia maupun di akhirat kelak.
Maka wahai ukhti sekalian..ketahuilah
olehmu..bahwasanya seorang wanita lagi istri shalehah itu bukanlah
seorang wanita yang bekerja sehingga menyebabkan tabarruj lagi ikhtilat
yang nyata daripada kehidupan mereka, karena wanita shalehah itu
tiadalah akan memperjual belikan dirinya dengan bekerja didunia dengan
uang dan harta yang sedikit. Melainkan adalah mereka yang shalehah itu
yang rela meninggalkan sekalian nafsu dunianya demi kehidupan
akhiratnya.
Mukadimah
Barang siapa yang bercita-cita untuk mengejar dunianya, niscaya ia akan mendapatkan dunianya akan tetapi tiadalah ia beroleh apa-apa di negeri akhirat kelak.
Dan
Barang siapa yang bercita-cita ia berbahagia di negeri akhirat, maka..In
shaa ALLAH ia akan mendapatkan kebahagiaannya itu..maka
didunia..hendaklah ia mempersiapkan diri akan perolehan mimpi yang ia
akan temui di akhiratnya.
Sedang
tanda – tanda daripada orang-orang yang shaleh lagi shalehah itu adalah
bahwasanya ALLAH Tabaraka wa Ta’ala memberi akan diri-diri mereka suatu
kefahaman yang benar lagi baik dalam perkara urusan agamanya, sedang
mereka semakin tunduk karena ilmu syar’i yang ada pada mereka .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar